Catatan seorang pujangga malam: Di penghujung akhir momen

Ruang batinku merasa amat sangat bimbang tak tahu harus berkata apa lagi. Lelah sudah lebih dulu membelenggu sebelum aku menikmati udara malam nan dingin di Dataran Tinggi Dieng. Akan tetapi rasa kantuk itu buyar dalam sekejap karena seorang gadis 13 tahun hadir di sebelahku tanpa diminta. Tubuh kurusnya dilindungi oleh jaket merah dan celana jeans hitam sedangkan rambut hitam nan panjangnya dibiarkan tergerai begitu saja. 

Aku akan kembali menceritakan momenku bersama Stevie sang murid kesayanganku. Aku memilih Stevie menjadi murid kesayanganku bukan tanpa alasan. Lebih dari setengah tahun mengajar sebagai Guru Bahasa Jerman, radarku mendeteksi bahwa suaranya dapat mengumandangkan kata-kata indah dalam Bahasa Jerman secara fasih karena saat masih kecil dulu ia pernah mengikuti ibunya tinggal di Jerman guna menempuh studi S3. Hingga ia beranjak remaja, kemampuan Stevie berbicara bahasa Jerman masih sangat bagus dibandingkan teman-temannya. 

"Herr Aldi, dulu pernah bikin pensi waktu SMA ya?" Suara indahnya menerbangkan anganku pada momen saat aku mengadakan acara pentas seni bertajuk "BYTA" waktu SMA dulu. "Ya Stev, dulu bapak sama teman-teman pernah bikin pensi waktu SMA. Acaranya sukses sekaligus ini jadi torehan tinta emas sepanjang perjalanan sekolah." Stevie semakin terkejut tatkala ia mengetahui bahwa angkatan penyelenggara pensi ini adalah yang pertama dan tanpa banyak bertanya, aku segera menceritakan kisah lamaku saat BYTA berlangsung. 

BYTA, sejatinya merupakan sepatah kata yang berasal dari Bahasa Swedia dengan arti "perubahan." Namun, kata "BYTA" diartikan dengan kepanjangan "Be Your True Age" oleh kawan-kawanku di masa sekolah. Semula, acara ini akan diberi nama "90's" namun karena aku tumbuh dan besar di era 2000an, maka ada baiknya aku dan teman-teman mengetahui perkembangan dunia musik sesuai dengan usia. 

Persiapan kami lakukan sedikit demi sedikit selama satu pekan termasuk dekorasi. Terus terang saja, tim utama dekorasi hanya terdiri dari empat orang yakni Zahra Dewi, Zahra Nur, Akbar dan Sarah sehingga untuk mengerjakan dekorasi mereka kekurangan orang. Aku sendiri ikut membuat planet dari balon, membuat cetakan huruf "BYTA" untuk dipajang serta membuat papan penunjuk tempat-tempat acara berlangsung. Sejatinya, aku didaulat sebagai anggota tim dokumentasi dengan tugas memotret acara sambil berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Untuk artis pengisi acara, saat BYTA kami mengundang sejumlah band seperti Rocket Rockers, Rana Ragaji Mesin, Juicy Lucy dan Blue Notes. Mereka membuat kegaduhan di sekolah dengan raungan musik rock baik ciptaan mereka sendiri atau musisi-musisi lain. Sungguh, suasana sekolah malam itu menjadi sangat ramai hingga acara berakhir dengan sukses sebagai goresan tinta emas sepanjang perjalanan sejarah sekolah. 

Kini, aku dapat menerjemahkan ekspresi kagum Stevie akan kesanggupan guru bahasa Jermannya bekerja sama membuat acara pentas seni sebesar itu. Lalu, Stevie mencoba membelokkan pembicaraan sedikit dengan bertanya "Herr Aldi, kalo enggak salah acaranya dibikin setahun setelah pulang dari Dieng nih?" Pertanyaannya membuat diriku sedikit bersemangat menjawab, "Betul banget Stev, itu setahun setelah bapak pulang dari Dieng. Waktu itu juga bapak lagi terkenang-kenang tentang perjalanan di Dieng..." 

"Hmmm, pasti Herr Aldi ngecengin cewek di sini ya?" Aku sedikit terkejut sebelum menjawab "Betul, terus terang bapak ngecengin guru art kamu di sini. Guru art kamu itu teman bapak dari SMA." "Aaaaah, so sweet banget..." Suaranya kini melengking indah. 

Ah, Stevie... Kamu sungguh unik karena dirimu fasih berbicara Bahasa Jerman serta dapat mengingat kisah lama guru bahasa Jermanmu di Tanah Dataran Tinggi Dieng...

Di bawah sinar rembulan milik Tanah Dataran Tinggi Dieng, tertulis catatan seorang pujangga malam sekaligus seorang Guru Bahasa Jerman. 

- Herr Aldi Van Yogya - 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi