Puisi sedih untuk perjalanan sendu



Sumber: www.lazygamer.net 

Terinspirasi dari lagu Ebiet G Ade, "Berita kepada kawan"

Hari itu, di sebuah perjalanan
Aku hanya termangu
Termangu, termangu dan termangu
Sebab perjalanan dengan kereta api hari ini
Menjadi sangat sendu dan menyedihkan

Ada banyak cerita yang seharusnya dia saksikan
Tepat di atas tanah dengan rerumputan dan bebatuan
Kini, ragaku diguncang oleh hentakan roda kereta api
Seraya hati berbisik sedih saat melihat rerumputan

Hari ini sudah menjadi saksi
Akan kerinduan antara seorang guru dan murid

Sahabat, silahkan engkau dengar apa isi hatiku
Saat ku tanya Stevie tentang apa yang terjadi dengannya
Ibunya mengabarkan ia tengah sakit
Senyum manisnya telah lama ditelan oleh penyakit

Ketika aku tiba di persimpangan
Segera aku kabarkan pada seluruhnya termasuk Tugu Putih dan Stasiun Tugu
Akan tetapi mereka hening, tiada jawaban sepatah kata pun selain larut ditelan keramaian
Mulai saat itu, aku hanya seorang diri ditelan keramaian kota Yogya

Mungkin, di tengah keramaian aku dapat menemukan jawaban
mengapa murid kesayanganku jatuh sakit

Sepertinya Allah SWT merasa jenuh melihat dirinya
Yang masih sedikit ternodai oleh dosa
Atau mungkin, suasana matahari terbit enggan menjadi sahabat baginya
Hal itu memaksaku untuk segera bertanya pada rerumputan dan ilalang yang selalu bergoyang.

Stevie, aku harap kamu segera disembuhkan untuk kembali menerbitkan senyum manismu di hadapanku

Tertulis, puisi sedih untuk perjalanan sendu dari seorang Guru Bahasa Jerman di masa depan.

Sabtu, 2 April 2016
Pukul 20.43 WIB. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi