Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

 
sumber: wallpaperscraft.com

Masih seperti biasa, sepenggal kisah antara guru dan murid kembali diceritakan. Kisah ini bermula saat sang guru tengah asyik membanding-bandingkan dua buah buku novel di meja kerjanya. Salah satu buku yang paling tajam ditatap adalah "Negeri Van Oranje" yang bercerita tentang lima orang mahasiswa Indonesia di Negeri Kincir Angin Belanda. Meskipun aku seorang guru Bahasa Jerman, akan tetapi aku tetap bersemangat menceritakan isi buku "Negeri Van Oranje" kepada murid-muridku termasuk Stevie si gadis 13 tahun yang berparas cantik nan manis. 

"Herr ceritain dong..." Sungguh, suara Stevie terdengar seperti rengekan seorang anak kecil kepada ayah-ibunya tuk dibelikan butiran-butiran permen atau balon. "Sip deh, dijamin kamu bakalan ketagihan kalo udah baca novelnya. Kisah geng Aagaban di Belanda sama beberapa negara Eropa lainnya bikin kamu ngebet pingin ke sana." Aku pun lupa bahwa sejatinya Stevie sudah pernah tinggal di Jerman selama empat tahun. 

Tanpa membuang waktu, aku segera memperkenalkan makhluk-makhluk geng Aagaban pada gadis remaja ini sebagai murid kesayanganku. 

1. Pertama, ada cewek namanya Anandita Lintang Persada alias Lintang. Gadis cantik nan cerdas ini biasa dipanggil Lintang oleh sahabat-sahabat atau orang di sekitarnya, namun Geri memanggil Lintang dengan sebutan "Nanda." Cewek dari Jakarta ini punya daya tarik tersendiri buat cowok-cowok Aagaban lainnya. Oh iya. Lintang pergi jauh-jauh dari Jakarta buat kuliah di Kota Leiden nih!!

2. Kedua, Irwansyah Iskandar alias Banjar si mahasiswa perantau muda asli Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan sesuai nama panggilannya. Kuliah di Rotterdam, Banjar punya niat ngebuktiin kalo dia itu bisa hidup mandiri bin sederhana biarpun dia lahir dari keluarga terpandang di Banjarmasin. 

3. Wicak Adi Gumelar alias Wicak si putra asli Banten ini cinta banget sama lingkungan terus dia suka pake penampilan sederhana aja. Dia kuliah di Wageningen, lebih spesifiknya di universitas yang buat dia itu jadi IPB alias Institut Pertanian Bogor versi Belanda. Wicak ini cowok yang paling susah disuruh nginget nama orang. 

4. Firdaus Gojali Muthayib bin Satiri alias Daus, cowok asli Betawi yang kerja di Departemen Agama. Waktu di Belanda, Daus kuliah di Utrecht terus dia punya sifat polos sekaligus pinter, tapi dia itu lucu... *Hihihihi...

5. Garibaldi Utama Anugrah Atmadja alias Geri, cowok asli Bandung yang tinggal sekaligus kuliah di Den Haag. Di antara yang lain, Geri itu cowok ganteng yang paling tenang dan dewasa. Geri itu baik, dia juga sering ngetraktir temen-temennya makan bareng sejak pertemuan pertama. 

Sumber: http://firdi-kharisma.blogspot.co.id/2015/12/negeri-van-oranje-friends-dreams-love.html 

Kamu mau tahu kisah geng Aagaban selama di Belanda? Yuk kita baca sinopsis bukunya ya...

"Dames en heren" (Tuan dan Nyonya), akibat cuaca buruk semua kereta ditunda keberangkatannya sampai pemberitahuan lebih lanjut, harap menghubungi meja informasi untuk keterangan lebih lanjut. Onze excuses voor het ongemaak." (Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini). Demikian bunyi sebuah pengumuman di salah satu stasiun kereta api yang kemudian disambut oleh umpatan seorang anak muda. 

Ia sempat menggerutu dan berandai-andai terdampar di stasiun lain yang terdapat banyak toko. Akan tetapi kendati demikian, tiupan asap rokok kretek mempertemukannya dengan beberapa orang pria asli Indonesia di stasiun. Tidak sampai di situ, seorang gadis cantik asal Indonesia pun turut melengkapi pertemuan mereka hingga akhirnya lima orang Indonesia tersebut yang tak lain tak bukan adalah Wicak, Daus, Banjar, Geri dan Lintang sepakat untuk membuat sebuah geng bernama: AAGABAN sebagai kepanjangan dari "Aliansi Amersfoot Gara-gara Badai di Netherland." 

Berawal dari badai, persahabatan antara lima mahasiswa tersebut semakin hari semakin terjalin erat yang dibuktikan dengan seringnya mereka berkumpul baik itu di rumah salah satu anggota geng Aagaban, kafe-kafe Belanda, dsb serta hal tersebut membawa mereka pada perkenalan berbonus pertemanan dengan beberapa orang bule seperti Jeroen. Salah satu hal yang bikin kita nanya-nanya, gimana tuh rasanya kuliah di luar negeri buat geng Aagaban? 

Suka-duka pasti ada, termasuk urusan biaya hidup. Biar ada tambahan biaya hidup, mereka harus rela kerja part time contohnya kayak Lintang yang kerja jadi guru tari & Banjar yang jadi pegawai restoran. Enggak cuma itu, hal-hal macam bir di tempat hiburan malam juga dekat sama geng Aagaban. Pernah waktu Lintang sama geng Aagaban mampir ke salah satu tempat hiburan malam, dia pesan minuman semacam iced lemon tea tapi setelah minum dia merasa mabuk sampai-sampai harus digotong sama geng Aagaban. 

Waktu cepat berlalu, sekarang waktunya geng Aagaban fokus beresin tesis. Pertemuan  bin kumpul-kumpul bareng ala anak muda jadi semakin jarang ditambah sama konflik-konflik yang ada. Tapi setelah beres, Alhamdulillah geng Aagaban lulus kuliah di Belanda terus mereka punya acara jalan-jalan keliling Eropa. Nah waktu keliling-keliling Eropa ini Lintang merasakan yang namanya konflik spesifiknya waktu nyasar (kayaknya) di kota Praha, Ceko. 

Meskipun ada konflik batin di Ceko, tetapi Lintang ikut merasakan cinta. Dua tahun kemudian, Lintang akhirnya menikah dengan Wicak lengkap dengan kehadiran geng Aagaban yang sekarang telah meraih mimpinya masing-masing. 

Beres bercerita, aku beropini bahwa Novel "Negeri Van Oranje" memiliki alur cerita yang sangat bagus dan layak dibaca meskipun sesungguhnya peruntukkan novel ini adalah untuk orang dewasa. Namun bila melihat kisah-kisah perjuangan geng Aagaban meraih mimpi, jelas aku sangat menganjurkan pada Stevie serta teman-teman sebayanya tuk membaca buku ini. 

Bravo en dank u well voor de goed verhaal, Aagaban!!! 

Herr Aldi Van Yogya,
Bandung, 19 Mei 2016
Pukul 19.48 WIB. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi