Seribu kisah lainnya: Melayang bersama Peterpan

Kala itu saat fajar baru saja beranjak dari peraduannya di negeri kincir angin, seorang guru muda seperti biasanya membuka buku agenda kesayangan miliknya. Buku agenda bersampul hitam tersebut telah diisi dengan tulisan tangan miliknya yang bercerita panjang lebar tentang sebuah band papan atas asal Kota Kembang Bandung, Jawa Barat. Bukan Yogyakarta memang, tetapi cukuplah gubahan lirik band dengan nama seperti kurcaci tersebut sanggup memanjakan telinga para pendengarnya dimana pun dan kapanpun berada tak terkecuali Belanda tanah tempat serumpun bunga Tulip tumbuh subur bersama kincir angin yang berdiri tegak. Belum dengan kehadiran dua gadis yang sudah terlihat seperti bunga di mataku. "Kurcaci? Maksudnya apa herr?" Pagi itu di dekat sebuah perlintasan kereta api dalam perjalanan dari Amsterdam ke Rotterdam suara seorang gadis di sebelahku membuka percakapan tentang tulisan di buku agenda. "Oh, itu Peterpan dulu pas jamannya sebelum ganti nama jadi Noah....