Surat di Epilog Januari

 
Sumber gambar: Identity Evropa

Bandung, 24 Januari 2017



Untuk sahabat-sahabatku, anak bujang & gadis
Nun jauh di rantau sana

Assalamu'allaikum Wr. Wb. 

Kuucap apa kabar teruntuk kalian semua nun jauh di rantau sana. Harapnya agar kalian dibekap suasana-suasana indah yang mencipta nuansa baik teruntuk kalian pula aku. 

Teruntuk saat ini, aku mengantongi sudah cerita selingkaran Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jelas aku tahu, sebagian dari kalian jelas tak mengambil bagian agar mendorong mimpi indah dua pria ini disebab kalian lebih memilih 'tuk memandang para pemimpin tersebut dari lain sisi. Tapi tak mengapalah, melalui surat yang aku tulis saat aku dibekap kesendirian ini aku harap kalian dapat menikmati cerita tentang mereka pun semoga ini dapat ditasbihkan sebagai cerminan hidup nan baik. 

"Lempar panahlah dan berkuda, namun kalian memanah lebih kusukai daripada berkuda." - Hadits Riwayat Imam Muslim. 

"Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan. Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkan kekuatanmu sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh. Jadikanlah tarikan sang pemanah itu sebagai kegembiraan. Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan." - Kahlil Gibran -

Sahabat, andai engkau mengorek celah barang seberkas titik di layar kaca televisi, dengan pasti engkau tahu sosok Presiden Joko Widodo yang dewasa ini rupanya amat menaruh cinta sepenuh jiwa pada waktu sampai ia harus menelannya hanya dengan membidik anak-anak panah melalui busur di sebelah badannya. Sungguh suatu pantangan besar bagi sosok-sosok manusia setingkat kepala negara. Namun dengan sepenuh hati, Presiden Jokowi terus mengupayakan sasaran di tengah lingkaran terbidik penuh oleh anak-anak panah demi mereguk sekucur kemenangan. Dan terus berlatihlah sang kepala negara demi membidik sasaran anak panah sepenuh jiwa menghayati. 

Namun kendati tak merajai pertarungan berbilah-bilah anak panah di Bogor si kota hujan tersebut, Presiden Jokowi tiada pernah mematahkan semangat berjuangnya dipasal beliau lebih mengutamakan daya upayanya selama masa pertarungan anak-anak panah pun beliau masih unggul tujuh poin mendahului Menpora Imam Nahrawi. Sungguh pemandangan langka bukan? Kurasa baru di Januari ini sesosok Presiden begitu sudi menarik dirinya teruntuk pertarungan bilah anak panah bersama rakyat-rakyatnya dan ia mengikhlaskan kemenangan yang sepertinya lebih patut direguk pencengkram kekuasaan. 

Dan engkau telah menunaikan teladan bersalut petuah Rasullah SAW & Kahlil Gibran sang pujangga tersohor alam bumi, Presiden Joko Widodo. 

                                                                          ****

Lain kisah, lain larik cerita bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Tetapi, sebelumnya izinkan ku bertutur mengenai proyek Fly over Antapani. Menatap kemacetan nan semrawut di Persimpangan Antapani, Pencengkram Kekuasaan Kota Kembang Bandung di bawah komando Ridwan Kamil tiada bertinggal diam. Disebabnya, pencengkram kekuasaan Kota Kembang mencipta sepetak jalan layang di atas Persimpangan Antapani biar pendek jaraknya dalam kisaran 400-500 meter. Ini terlalu pendek dan masih tampak titik macet lain selepas atau sebelum Persimpangan Antapani. Wajib aku tuturkan bilamana Fly over Antapani meniti hidupnya Bulan Juni 2016 seiring dengan Bulan Ramadhan 2016 mencakup kehadiran Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dikawani segelintir pencengkram kekuasaan lainnya.

Diawali urai kemacetan, setengah tahun lamanya dengan takut-takut penuh pikir aku melintasi area proyek fly over tempat hiruk-pikuk segala warna bercampur melekat di udara. Hembus asap kendaraan bermotor yang terasa bagai tersengal-sengal, tumpahan kelabu semen, asap rokok, bongkahan batu hingga teriakan para pekerja bangunan yang melenyapkan waktu sepenuh cinta. 

Hingga di tengah masa pencarian hidup bagi Fly over Antapani, nenekku mewartakan sendiri melalui jalur telepon andai Fly over Antapani telah ditasbihkan hidup Desember 2016, kelaknya Presiden Joko Widodo akan turut serta mentasbihkan kehidupan teruntuk fly over yang selalu kutunggu dengan penuh semangat dan tibalah Bulan Desember 2016. Berungkali ku mengorek celah mengenai kemungkinan hadirnya Presiden Joko Widodo, tetapi tiada setitikpun kemungkinan pasti kehadiran Presiden Joko Widodo. Hanya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang sudi mentasbih kehidupan Fly over Antapani. 

Tahun baru terlewati, sahabat. Warta setentang pentasbihan kehidupan fly over mengemuka lebar kembali. Kali ini bukan Presiden Jokowi, melainkan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan menebar kehidupan jalanan di fly over dan kian hari, kian mengemuka lebar warta tersebut kendati pernah terdepak kemunduran mimpi sepekan tak hingga. Hari Selasa ini tertanggal 24 Januari 2017, Wakil Presiden Jusuf Kalla pada epilognya menghendaki jumpa dengan kota kembang di suatu sudut kota tepatnya. Kawasan yang tiada sering ditilik pencengkram kekuasaan. Tengah siang, fly over Antapani ditebarkan kehidupan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pukul 10.30 WIB. 

                                                                          **** 

Warta manis setentang Jokowi-Jusuf Kalla telah berandil sangat besar dalam menahan jatuhnya hati dalam suka yang lama kutanamkan pada beliau berdua. Pernah di suatu malam aku mendengar beliau berdua menelurkan titah yang jauh di luar impianku dan hampir saja aku membuang rasa suka dari mereka. Tetapi kekuatan rasa suka menepis pembuangan tak suka dan sepenuh jiwa aku yakin, bila Tuhan telah menyiapkan warta termanis mengenai beliau berdua di lain hari. Tuhan akan selalu menyumbangkan yang terbaik pun yang paling kita perlukan sebagai hadiah terindah bagi jiwa-jiwa yang tak pernah jemu menjunjung sabar. Demikian bunyi larik Surat di Epilog Januari. 

Wassalamu'allaikum Wr. Wb. 


Sahabat kalian para bujang & gadis,



Herr Aldi Van Yogya
Bandung, 24 Januari 2017
Pukul 17.55 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi