Lokomotif langsiran


Aku tak tahu apa yang menyebabkan diriku menjadi senang berfilosofi layaknya seorang sastrawan handal. Aku menorehkan sebait puisi dan cerita berbahasa puitis yang membuat hati setiap orang bisa leleh tatkala membacanya. Kini, aku kembali menuliskan bahasa puitis untuk kalian baca sambil mendalami arti indahnya. 

Lokomotif, merupakan sebutan untuk salah satu bagian kereta api yang memiliki fungsi untuk menarik belasan atau puluhan gerbong di belakangnya guna melaju sampai ke tujuan. Lokomotif tentunya bukan kendaraan automatic sebab ia dibantu bergerak oleh seorang masinis dan asistennya, atau bahasa kerennnya adalah kapten dan ko-masinis. Hahahaha, seperti pilot sama ko-pilot saja... Aku hanya bisa tertawa tatkala mengingat bahasa keren dari pengemudi lokomotif kereta api. Ini kisah ketika dirku memahami arti lain dari "lokomotif langsiran."

Beberapa bulan pertama menjadi seorang Guru Bahasa Jerman sekaligus wali kelas muda, aku merasa seperti menjadi seorang kepala stasiun. Ya, seorang kepala stasiun yang setiap hari harus memantau pergerakan kereta api kesana-kemari tanpa peduli siang atau malam. Mereka silih berganti datang ke stasiun. Terkadang, mereka menyempatkan diri untuk berhenti demi menanyakan sesuatu kepadaku. Namun, terkadang mereka hanya sebatas lewat sambil membunyikan klaksonnya, 

Siapa kereta-kereta tersebut bila diriku adalah seorang kepala stasiun? Jawabannya, tentu saja murid-murid kesayanganku. Setiap hari mereka masuk kelas layaknya kereta api yang hendak berhenti di sebuah stasiun dan mereka silih berganti keluar kelas saat jam istirahat tiba, atau saat jam pelajaran tengah berlangsung sekaligus pula mereka acap kali keluar kelas. Hal ini membuatku harus memantau pergerakan mereka setiap saat layaknya seorang kepala stasiun yang memantau lokomotif langsiran agar tidak terjadi sesuatu. 

Di sisi lain, aku tak bisa berpaling kepada lokomotif lain tatkala melihat sebuah lokomotif langsiran di pagi hari. Pertama, ia selalu datang paling pagi dan singgah sebentar di stasiun. Lalu, ia berada di hadapanku dan tak lama berselang, ia langsung pergi untuk langsiran di sekitar stasiun. Kemudian, sang lokomotif kembali dengan membawa gerbong-gerbong. 

Dialah Stevie, murid kesayanganku. Tubuh kurusnya membuat ia tampak sangat lincah dan gemar berpindah kesana kemari ibarat sebuah lokomotif langsiran. Pandangan matanya sudah seperti cahaya lampu lokomotif dari kejauhan dan langkahnya sama seperti roda lokomotif yang bergerak cepat. Aku selalu terpesona melihat kecantikannya. Sesekali ia melontarkan celetukan-celetukan lucu dan itu mengundang gelak tawaku. 

Bagi sebagian orang, klakson lokomotif memang terdengar berisik dan mengganggu pendengaran. Namun, bagiku suara Stevie terdengar seperti klakson lokomotif yang amat sangat indah meskipun ada beberapa orang menaruh rasa tidak suka pada dirinya. Di beberapa kesempatan, ia sudah pernah mencurahkan hal ini kepadaku. Lalu, aku pun menitipkan sepenggal pesan kepada Stevie si gadis cantik...

Hidup ini sama seperti lokomotif yang tengah langsiran di stasiun siang dan malam. Setiap waktu, kita melihat banyak lokomotif datang silih-berganti demi mendapatkan serangkaian gerbong kereta api. Selalu ada harapan untuk langsiran berjalan mulus, namun kenyataan tak selalu begitu. Kadang halangan muncul di atas rel untuk langsiran, termasuk para pembenci kita. Andai lokomotif memiliki pembenci, pasti mereka akan memandang bahwa langsiran membuat mereka sulit menyeberangi rel kereta. Akan tetapi, para lokomotif tak pernah peduli akan hal itu karena mereka harus menyambungkan diri dengan koloni gerbong. 

Kemudian aku menceritakan makna dari pesan di atas...

Sepanjang hidup, banyak orang yang datang dan pergi silih berganti. Mereka sudah seperti lokomotif yang tengah langsiran di stasiun dan kita pun melakukan hal yang sama dengan harapan mereka adalah orang-orang baik. Namun saat langsiran, ada yang merasa benci akan kelebihan dan kekurangan kita. Kita pun dicaci-maki oleh mereka karena itu mempersempit celah untuk menyeberang. Lalu, bagaiman cara kita menghadapi hal tersebut? Tidak usah dipedulikan, karena kita akan selalu bersama gerbong-gerbong yang tak lain dan tak bukan adalah orang-orang baik sepanjang hidup seperti harapan kita...

Stevie dapat memahami pesanku di atas. Kemudian, ia berlari kesana-kemari dengan lincah seperti lokomotif langsiran dengan cepat. Aku hanya bisa tersenyum memandang dirinya berlari demi mencari teman-temannya seperti lokomotif langsiran dengan cepat demi mendapatkan serangkaian gerbong. 

Tertulis, kata-kata indah seorang Guru Bahasa Jerman.

Minggu, 17 Januari 2016
Pukul 05.30 WIB. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi