Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Pagi untuk manusia berjiwa sabar

Gambar
  Sumber gambar:  wallpaperhdbase.com Fajar menyingsing seiring dengan tersingkapnya berlembar-lembar halaman dari sebuah buku agenda hitam milik seorang guru muda di tengah hamparan rumput-rumput bergoyang hari ini. Ingatannya melayang pada sepenggal pagi saat sang guru muda masih terhitung menjalani masa remajanya, tepat saat ia jatuh cinta dengan seorang gadis belia di bangku sekolah menengah atas. Sesekali angannya terbang melayang pada garis wajah si gadis bunga bersamaan dengan hadirnya manusia-manusia berjiwa sabar sebagai guru abadi selama nafas dihembuskan di muka Bumi.  Tempat sekeliling aku lirik dengan hasil tiada seorang pun di sana termasuk Stevie sekalipun. Tumben dia tidak hadir di sini, batinku seorang diri. Ah, sudahlah biarkan ia menikmati fajarnya seorang diri dengan bebas kemudian aku terduduk sambil membaca coretan di buku agenda. Baju batik hijauku seperti tersapu oleh angin sedangkan celana serta sepatu hitam kubiarkan menyentuh tanah berselimut rumpu

Elegi rumput bergoyang (seperti bermuara di kota mati)

Gambar
  Sumber gambar: wallpaperscraft.com Warna perjalanan masa SMA entah mengapa menjadi tampak tak seindah setahun-dua tahun kemarin pada seminggu pertama di tahun ajaran baru ini. Belum ada kegiatan belajar-mengajar memang, tetapi semangatku mengalami penurunan drastis seiring dengan perubahan drastis di SMA. Cuitanku kali ini telah tertulis dalam buku agenda hitamku di atas meja guru dan seseorang masuk tanpa diminta agar ia dapat membaca isi buku agenda hitam itu seorang diri tanpa sempat kuajak bicara sepatah kata pun setelah aku puas menatap sinar mentari sore walau masih mengharapkan hujan datang.  Bila biasanya aku yang bercerita tentang kisah masa lalu kepda Stevie, tetapi kali ini aku membiarkan Stevie membaca isi buku agendaku agar nanti ia mengajakku bicara. Alhasil aku kembali menatap pemandangan senja yang rasanya (atau memang) tidak cocok dengan suasana hati dan ceritaku ini. Andai terbayang kubermuara di sebuah kota mati saat awan mendung menggantung sebagai pen

Lelaki tua di beranda depan sekolah

Gambar
  Sumber gambar:  wallpapercave.com Matahari sang penguasa langit siang pun telah bergeser ratusan derajat ke ufuk barat seiring dengan terucapnya kata "Alhamdulillah" dari balik bibir seorang guru muda yang tengah rehat melepas lelah sejenak di ruang kelas. Sinar matahari dengan sukarela bersinar sampai menembus beningnya kaca jendela kelas si pengirim udara dingin saat dibuka di pagi hari. Hampir saja sang guru muda lupa bila waktu telah menunjukkan pukul 14.55 WIB sebagai pertanda perjalanan ke masjid harus dimulai. Dari situ dirinya segera menanggalkan perlindungan sepatu hitam dan kaos kaki agar bisa diganti dengan sepasang sandal jepit.  Riuh menjadi suasana yang tergambar jelas di halaman sekolah pada sore hari itu saat kuberjalan melewati kerumunan murid-murid dan beberapa orang guru. Tanpa disadari seorang gadis 13 tahun mengikutiku tepat di belakang punggung sampai ke gerbang sekolah. Tak sungkan ia menyapaku dan berbicara sedikit mengenai materi pelajara

Seperti bunga fajar (Hari yang cerah bagi jiwa yang risau)

Gambar
  sumber gambar:  www.luizedussin.com.br Pagi biar kusendiri, jangan kau mendekat Wahai matahari Dingin, tuk hati yang sedih Tak begitu tenang mulai terabaikan Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi Begitu terang untuk cinta yang mati Ah... Kucoba bertahan dan tak bisa Biru langit kelabuku tak begitu luas seperti memudar Kini tak terulang lagi di hari yang cerah,  Dia telah pergi Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi Ahh... Kucoba bertahan dan tak bisa Ahh... Kucoba melawan ku lepas Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi Begitu terang untuk cinta yang mati  Pagi di pinggir sebuah kota satelit dekat Bandung, Jawa Barat. Bait-bait fajar yang diambil dari lagu "Hari yang cerah untuk jiwa sepi" milik Peterpan lima tahun sebelum berganti nama menjadi Noah menyerobot dari balik bibirku kepada seisi ruangan kelas tepat satu jam sebelum kegiatan belajar mengajar diawali hari ini. Namun kendati demikian, suasana ruang kelas masih sangat sepi lantaran baru aku seo

Menyingkap sunyi di balik kabut

Gambar
  Tiada pilihan lagi, pemandangan berupa kabut pagi menjadi tontonanku hari ini saat keluar dari rumah hanya satu jam setelah Shalat Subuh dua rakaat. Kamera tak lupa aku ambil demi mengabadikan kehadiran kabut si penguasa langit pagi yang hari ini seperti didaulat secara khusus untuk menggantikan matahari tanpa tahu kapan ia akan memudar. Pandangan mataku seperti telah sayu oleh kabut seiring dengan persaan senang yang telah menurun drastis sebab hari ini adalah hari terakhir masa reses sebelum aku memulai lembaran kisah baru esok hari.  Masih berkemul sarung dengan kaos t-shirt produksi Dagadu asli Yogya, seorang guru muda melangkah ke teras rumahnya seorang diri. Gaya arsitektur khas kolonial Belanda sangat bersahabat baginya ditambah dengan kabut si penyelimut Kota Bandung hari ini. Dalam bimbang aku masih memikirkan saat habisnya masa resesku hari ini dan jemari tangannya sengaja merogoh telepon seluler di meja teras agar bisa memutar Lagu "Menunggumu" dari Noah

Pertanyakan ekspektasi

Gambar
sumber gambar:  www.eharmony.com "Pertanyakan kenyataan" memang sudah terlebih dahulu dicetuskan oleh Agan Harahap, seorang editor foto asal Indonesia yang barangkali atau memang nama itu masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Jujur saja, aku mengetahui nama Agan Harahap dengan kata mutiaranya dari sebuah iklan rokok yang terpampang di salah satu persimpangan jalan tetapi sekiranya, kenyataan kadang patut kita pertanyakan seperti halnya membawa sebuah ekspektasi dalam jalan pikiran masing-masing.  Tanpa terasa oleh pikiran, sudah lebih dari setengah tahun aku menulis di blog ini dalam angan-angan untuk menjadi seorang Guru Bahasa Jerman dengan ekspektasi mengajar bahasa Negeri Panser kepada murid-murid usia remaja termasuk kepada Stevie. Banyak cerita terkait Stevie yang aku tulis di blog ini sebagai penyemangatku untuk selalu mengejar mimpi sebagai seorang guru muda dengan isi berupa bayang-bayang aktivitas di sekolah atau terkadang pengalamanku sendiri