Masa reses yang terkenang (3)

 
sumber gambar: wallpapers.mi9.com
Bingung mencari kata-kata, aku merasa masa reses sebanyak tiga kali sudah cukup aku jadikan tulisan walau ruang hati masih selalu ingin menjalani masa itu, sebuah masa indah di dalam masa indah saat aku merasa jatuh cinta dengan seorang gadis remaja. Tak lain tak bukan dia adalah gadis bungaku yang kini tengah asyik meratapi kesendirian miliknya di Kota Groningen, Belanda saatku meratapi kesendirian di Kota Rotterdam agar bisa menatap laut di waktu senja. Lagi-lagi tanpa Stevie. Sudah kesekian kalinya aku tak menghadirkan Stevie dalam lembaran-lembaran ceritaku tentang sebuah masa indah. 

Masih di ambang batas senja sebagai latar waktu favoritku bilamana sebuah cerita tertulis, aku menyingkap sendiri sampul buku agenda hitamku sambil sesekali kertas pengisinya tertiup oleh angin laut si penghuni pelabuhan. Buku agendaku telah penuh oleh coretan-coretan cerita di masa indahku dan saatku menyingkap kertas entah di halaman ke berapa, aku tersadar akan isi cerita tersebut. Usai aku baca judulnya, ternyata itu adalah sepenggal kisah di masa reses pada Bulan Desember 2015-Januari 2016. Aku pun mulai membaca kisah penghujung tahun 2015 tersebut dengan seksama. 

Rabu, 16 Desember 2015. 

Sejak pagi, siswa-siswi SMA Mutiara Bunda telah sibuk dalam kegiatan Vocational Expo sebagai bentuk promosi kegiatan pelajaran keterampilan di SMA kepada siswa-siswi SMP. Lapangan futsal telah dikuasai dan diisi dengan berbagai macam alat mulai dari panggung, televisi LED, kursi, meja, kompor, dsb. Aku sendiri kebagian peran menjadi tim stand vocational Bahasa Jerman yang stand-nya terletak di pinggir pintu belakang lapangan futsal dengan kostum berupa kemeja kotak-kotak merah, dasi kuning, celana kain dan sepatu. Stand Jerman kala itu menyediakan berbagai macam makanan khas Jerman seperti Wiener Schintzel, Kartoffelnsalat, dsb. 

Acara berjalan cukup meriah dan lancar sampai akhir yang sejatinya masih dilanjutkan dengan pembagian rapor yang diambil oleh orang tua. Kegiatan di sekolah beres, maka saat pulang ke rumah sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) soal kasus "Papa Minta Saham" masih berlanjut namun situasi menjadi semakin memanas. Dari sore rapat diawali dengan agenda mendengar pendapat para anggota MKD sebelum sidang berhenti untuk sesaat pukul 18.00 WIB agar para pimpinan & anggota MKD bisa melaksanakan ibadah Shalat Maghrib. 

Malamnya, barulah MKD mengeluarkan keputusan berupa penerimaan surat pengunduran diri Setya Novanto sebagai Ketua DPR-RI dengan masa jabatan terhitung mulai 2 Oktober 2014-16 Desember 2015. Alhamdulillah, sejak hari itu tuntas sudah proses sidang MKD dan keesokan harinya aku pergi mengikuti ayahku PTI di sekolah. 

Belum ada rencana bepergian, maka selama hampir satu minggu pertama masa reses aku lebih banyak berdiam di rumah. Barulah pada 23 Desember, aku menemani ibuku mengambil berkas ujian mahasiswa pasca-sarjana di Kampus Unpad Jalan Dago. Letaknya di Jalan Dago atas dan agak sedikit masuk. Saat itu aku mengetahui bahwa Unpad hanya menjalani libur akhir tahun di tanggal merah dan ketika kutanya mengapa, Ibu menjawab ini lebih dikarenakan Unpad adalah kampus di Indonesia. Biasanya saat libur lebaran, Unpad menjalaninya sangat lama. Sontak, rasa percaya diriku masuk UPI agar bisa menjadi guru sempat goyah di masa itu. Tetapi berbekal tekad kuat, aku tetap mengambil langkah masuk jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UPI. 

Hanya dua hari berselang, kawasan wisata Farm House aku sambangi bersama keluarga usai menyantap Tahu Tauhid di Pasar Lembang. Kawasan wisata ini memang baru dibuka sehingga dikunjungi banyak orang dan membuat jalan menjadi macet. Farm House dibangun dengan mengusung konsep wisata dengan bangunan bernuansa Eropa sehingga hal tersebut menjadi magnet bagi publik agar berkunjung. Usai melihat-lihat secara keseluruhan, ternyata Farm House adalah sebuah kawasan kecil yang lebih mengutamakan konsep restoran tetapi belum sepenuhnya jadi. 

Tidak ada kegiatan yang menyenangkan di masa reses kali ini memang, tidak seperti perjalanan ke Dieng saat kelas 10 dulu. Perjalanan ke Dieng justru dilakukan di luar masa reses, tetapi meninggalkan kesan mendalam bagiku sebagai sebuah pertanyaan saat mengetahui adikku sakit cacar di tengah masa reses. Banyak rencana tertunda sehingga aku menjadi lebih banyak berdiam di rumah atau kalaupun pergi, bukan berwisata dan tidak bersama adik sampai masa reses akhir tahun tiba di penghujungnya pada awal Bulan Januari 2016. 

Namun di tengah masa reses inilah aku mulai aktif mengisi akun blog-ku dengan tulisan-tulisan seperti mimpi (Atau memang mimpi) dari dirku sebagai seorang Guru Bahasa Jerman bersama kehadiran Stevie. Dulu aku acap kali menulis kisah bersama Stevie dengan penuh semangat sambil berharap mimpiku akan menjadi sebuah kenyataan ^_^ ^_^ ^_^ 

Terima kasih telah menjadi sahabat, masa reses yang terkenang!!!

Tulisan indah seorang Guru Bahasa Jerman.

Bandung, 22 Juli 2016
Pukul 20.59 WIB. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi