Masa reses yang terkenang (2)

Pantai Scheveningen, Den Haag, Belanda, di waktu angin senja menerpa. 


Tatapan mataku terus mengarah pada horizon nun jauh di ufuk Barat sana demi menikmati langit sore di bibir pantai. Buku agenda tersingkap isinya tepat di ujung telapak kakiku seiring dengan kesendirian yang kualami, bertolak belakang dengan kisah di waktu pagi tadi saat kedatangan pesawat aku tunggu di tepi landasan Polderbaan. Dengan semangat yang mulai mengendor, aku segera membaca isi buku agenda kesayangku itu dalam kesunyian bibir Pantai Scheveningen hari ini. 

Tanpa terasa Bulan Juni 2015 telah tiba sebagai pertanda masa belajar di kelas 10 sepanjang tahun ajaran 2014/2015 telah usai sebelum masa reses terulang kembali. Sejatinya, rapor baru akan dibagikan esok hari dan diambil oleh orang tua/wali karena aku akan berkunjung ke Studio NET TV bersama kawan-kawan dan guru demi menyaksikan proses tapping/shooting acara Ini Talkshow dengan Andre-Sule, duo pelawak konyol mantan pengisi acara Opera Van Java. Masih tergambar jelas dalam benakku, aku berangkat ke Studio NET TV Hari Jumat tanggal 12 Juni 2015. 

Pukul 05.30 WIB, aku telah tiba di sekolah dan menjumpai beberapa orang kawan termasuk si gadis bunga. Kami sempat saling mengobrol di sekolah sambil menunggu bus yang belum datang seiring dengan kedatangan beberapa orang kawanku. Sayang seribu sayang hingga waktu melewati pukul 06.00 WIB bus belum juga datang sehingga Pak Zamzam sang guru Olahraga harus bolak-balik mengkonfirmasi keberadaan bus dan dari sana aku mendengar jika kemarin sempat terjadi kesalahan dalam pemesanan bus pariwisata alias miskomunikasi hingga akhirnya bus datang pukul 08.00 WIB. Usai bus datang, aku mulai memasuki bus diikuti kawan-kawanku di belakang. 

Perjalanan diawali dari persimpangan Gerbang Tol Buah Batu karena kami akan pergi bersama Kang Ian beserta salah seorang temannya. Dari situ, kami meneruskan perjalanan hingga mencapai titik akhirnya di Jakarta pada siang hari. Karena kami sedang dalam perjalanan, maka Shalat Jumat bagi para laki-laki sengaja ditinggalkan dengan alasan berstatus musafir dan Shalat Jumat tidak bisa dijama dengan waktu Shalat Ashar serta tidak lupa kami makan siang bersama sebelum tapping dimulai pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB yang menghadirkan bintang tamu Tora Sudiro, Mieke Amalia, Jenaka Sudiro, Ustadzah Oki Setiana Dewi dan lain sebagainya. 

Alhamdulillah, tapping berjalan dengan lancar sebelum kami pulang ke Bandung pukul 17.30 WIB sambil berjibaku dengan kemacetan jalanan di tengah Jakarta yang membuat kami sampai di Bandung tengah malam. 

Hanya beberapa hari setelah pulang dari NET TV, Jakarta kembali aku sambangi tetapi kali ini bersama keluarga demi menginap di sebuah hotel dan mengunjungi objek-objek wisata seperti Museum Nasional juga pusat perbelanjaan Grand Indonesia. Masa reses kembali berlanjut, tetapi tidak banyak perjalanan yang aku lakukan sepanjang masa reses sebab Bulan Ramadhan telah tiba. Yang masih aku ingat hingga sekarang adalah kunjungan ke rumah milik salah seorang tante dari ibu di daerah Lagadar, dekat Cimahi sana. 

Pagi-pagi sambil mengantar ibu ke Unpar di Jalan Ciumbuleuit aku berangkat bersama Om Rahman dan Tante Witri ke daerah Lagadar demi mengantar televisi lama milikku yang saat ini sudah digantikan oleh televisi baru. Rute ke daerah Lagadar cukup familiar di mataku tetapi untuk mencapai rumah Tante Witri, ini adalah kali pertama dengan ditunjuki jalan oleh Om Rahman hingga akhirnya sampai di tujuan. Rumahnya sangat sederhana tetapi masih belum dihuni sampai sekarang. Beres menaruh televisi, kami pulang sambil menjemput ibu di Kampus Unpar. 

Dengan sisa semangat aku membaca cerita yang semakin lama semakin terasa sedikit kata-katanya sebelum berakhir dengan menggantung tanpa kejelasan berarti. Semangat menulisku akhir-akhir ini memang sering terasa begitu walau bagaimanapun juga itu tetap bakatku. 

Tulisan seorang Guru Bahasa Jerman.

Bandung, 22 Juli 2016
Pukul 16.53 WIB. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar pada ulat dan kupu-kupu (#Filosofi renungan pagi)

Nge-Belanda bareng Aagaban (Negeri Van Oranje)

Merengkuh lentera jiwa dalam sunyi